MATERI KELAS 8. KD. 3.4. Perubahan Masyarakat Indonesia Pada Masa Penjajahan dan Tumbuhnya Semangat Kebangsaan

 Identitas 

      - Hari/Tanggal              : Selasa 14 Mei 2024

      - Mata Pelajaran          : Ilmu Pengetahuan Sosial 

      - Fase/Kelas                 : Kelas 8 ( D )  ke 19

      - Materi Pokok             : Perlawanan Terhadap Kolonialisme dan Imperialisme

      - Sub Materi                 : Latar Belakang Munculnya Nasionalisme

      - Guru Pengampu        : Dimas Syamsi Pratama, S.Pd.

      - Waktu Pembelajaran : 2x40 menit

      - KD / CP                    : Perubahan Masyarakat Indonesia Pada Masa Penjajahan dan Tumbuhnya Semangat Kebangsaan

      - Tujuan : 

Peserta didik diharapkan mampu memahami, menganalisi, mengamati materi  tentang  Latar Belakang Munculnya Nasionalisme

Materi Pembelajaran

Di pertemuan minggu Sebelumnya, kita telah membahas materi Perlawanan terhadap Kolonialisme dan Imperialisme. Kolonialisme memiliki pengertian yaitu berfokus hanya untuk menguasi Wilayah yang memiliki SDA tertentu, sedangkan Imperialisme adalah berfokus hanya untuk menguasi politik pemerintahannya. 

Nah materi berikutnya kita akan membahas tentang Latar Belakang Munculnya Nasionalisme

"Latar Belakang Munculnya Nasionalisme"

Pergerakan nasional dilatarbelakangi berbagai kejadian di dalam negeri Indonesia dan berbagai kejadian di luar negeri. Dikutip dari Buku SMP/MTS IPS Kelas VIII (2017) Oleh Mukminan, berbagai kejadian dari dalam negeri atau sering disebut faktor internal yang melatarbelakangi pergerakan nasional, yaitu:

1.   Perluasan pendidikan

2.   Kegagalan Perjuangan di Berbagai daerah

3.   Rasa Senasib dan sepenanggungan

4.   Perkembangan berbagai organisasi etnik kedaerahan

Adapun uraian berikut akan menjelaskan hal-hal yang telah disebutkan di atas.

a.       Perluasan Pendidikan

Pemerintah Hindia Belanda menerapkan kebijakan Politik Etis pada tahun 1901, yaitu dalam bidang irigasi/pengairan, emigrasi/transmigrasi, dan edukasi/pendidikan. Tiga kebijakan tersebut sebenarnya bertujuan memperbaiki kondisi masyarakat yang semakin terpuruk. Namun, pelaksanaan kebijakan politik Etis tetap lebih berpihak kepada penjajah. Dalam pelaksanaannya, banyak penyelewengan dalam Politik Etis, seperti:

1.   Irigasi hanya untuk kepentingan perkebunan Belanda.

2.   Emigrasi/transmigrasi hanya untuk mengirim orang-orang Jawa ke luar Jawa guna dijadikan buruh perkebunan dengan upah murah.

3.   Pendidikan hanya sampai tingkat rendah, yang bertujuan memenuhi pegawai rendahan.

Pendidikan tinggi hanya untuk orang Belanda dan sebagian anak pejabat. Segi positif yang paling dirasakan bangsa indonesia adalah pendidikan. Semakin banyak orang indonesia berpendidikan modern, yang kemudian mempelopori gerakan pendidikan, sosial, dan politik. Pengaruh pendidikan inilah yang melahirkan para tokoh pemimpin pergerakan nasional Indonesia.

Pendidikan adalah investasi peradaban. Melalui pendidikan akan tertanamkan pengetahuan dan kesadaran nasionalisme bangsa Indonesia. Secara bertahap, mulai masuk abad XX, kesempatan memperoleh pendidikan bagi rakyat Indonesia semakin besar. Hal ini dipengaruhi kebijakan baru pemerintah Hindia Belanda melalui Politik Etis (Politik Balas Budi).

b.               Kegagalan di Berbagai Daerah

Bangsa Indonesia menyadari berbagai penyebab kegagalan perjuangan kemerdekaan pada masa lalu. Salah satu penyebab kegagalan perjuangan tersebut adalah perlawanan yang bersifat kedaerahan. Memasuki abad XX, corak perjuangan bangsa Indonesia berubah dari bersifat kedaerahan, menuju perjuangan yang bersifat nasional. Bangsa Indonesia menemukan identitas kebangsaan sebagai perekat perjuangan bersama. Paham kebangsaan atau nasionalisme telah tumbuh dan menjelma menjadi sarana perjuangan yang sangat kuat.

c.             Rasa senasib sepenanggungan

Rasa senasib sepenanggungan merupakan salah satu faktor internal yang memengaruhi munculnya nasionalisme Indonesia. Perluasan kekuasaan Barat di Indonesia telah memengaruhi perubahan politik, ekonomi, dan sosial bangsa Indonesia. Tekanan pemerintah Hindia Belanda telah memunculkan perasaan kebersamaan rakyat Indonesia sebagai bangsa terjajah. Hal inilah yang mendorong tekad bersama untuk menghimpun kebersamaan dalam pergerakan kebangsaan Indonesia.

d.            Perkembangan Organisasi

Organisasi pergerakan nasional tidak muncul begitu saja. Awalnya, organisasi yang berdiri adalah organisasi etnis, kedaerahan, dan keagaman. Contoh organisasi etnis adalah Serikat Pasundan dan Perkumpulan Kaum Betawi yang dipelopori oleh M. Husni Thamrin.  Ada juga organisasi kedaerahan, seperti Trikoro Dharmo (1915), Jong Java (1915), dan Jong Sumatranen Bond (1917). Sementara itu, organisasi keagamaan contohnya Jong Islamiten Bond, Muda Kristen Jawi, Muhammadiyah, hingga Nahdlatul Ulama. Bebragai organisasi ini sering melakukan pertemuan hingga akhirnya muncul ide untuk mengikatkan diri dalam organisasi nasional.

e.      Berkembangnya Berbagai Paham Baru

Berkembangnya berbagai paham baru merupakan salah satu faktor eksternal munculnya nasionalisme Indonesia. Beberapa paham yang jadi pendorong pergerakan nasional, antara lain:

·               Pan-Islamisme

·               Nasionalisme

·               Liberalisme

·               Sosialisme

·               Demokrasi

Paham-paham itu mengajarkan tentang bagaimana langkah-langkah memperbaiki kondisi kehidupan bangsa Indonesia.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

MATERI KELAS 8 Tentang " Kehidupan Ekonomi Indonesia pada Awal Kemerdekaan dan Masa Demokrasi Liberal"

MATERI KELAS 8 Tentang " Pengaruh Agama dan Kebudayaan Hindu - Buddha di Indonesia"

MATERI KELAS 8 Tentang " Kehidupan Ekonomi Indonesia pada Masa Demokrasi Terpimpin dan Masa Orde Baru."