MATERI KELAS 8. KD. 3.4. Perubahan Masyarakat Indonesia Pada Masa Penjajahan dan Tumbuhnya Semangat Kebangsaan
Identitas
- Hari/Tanggal : Selasa 26 Maret 2024
- Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
- Fase/Kelas : Kelas 8 ( D ) ke 13
- Materi Pokok : Kedatangan Bangsa - Bangsa Barat Ke Indonesia
- Sub Materi : Kedatangan Bangsa - Bangsa Barat ke Indonesia
- Guru Pengampu : Dimas Syamsi Pratama, S.Pd.
- Waktu Pembelajaran : 2x40 menit
- KD / CP : Perubahan Masyarakat Indonesia Pada Masa Penjajahan dan Tumbuhnya Semangat Kebangsaan
- Tujuan :
Peserta didik diharapkan mampu memahami, menganalisi, mengamati materi tentang Kedatangan Bangsa - Bangsa Barat ke Indonesia
Materi Pembelajaran
Di pertemuan minggu lalu kita telah membahas materi Latar belakang kedatangan bangsa - bangsa barat ke Indonesia. Bangsa barat ke indonesia adalah untuk mencari rempah - rempah selain itu mereka juga ingin mencari Gold, Glory dan Gospel. Kemudian selain dipengaruhi oleh dua hal tersebut Revolusi Industri menjadi latar belakang bangsa barat melakukan pelayaran ke Indonesia
Nah materi berikutnya kita akan membahas tentang Kedatangan Bangsa - Bangsa Barat silahkan di simak dan dipahami.
" KEDATANGAN BANGSA - BANGSA BARAT
KE INDONESIA"
a. Kedatangan Bangsa Portugis di Maluku
Perjalanan bangsa Portugis mencari sumber rempah-rempah diawali dari kota Lisabon, Portugis. Pada tahun 1486, Bartolomeus Diaz melakukan pelayaran pertama menyusuri pantai barat Afrika. Ia bermaksud melakukan pelayaran ke India, namun gagal. Portugis mencapai Malaka pada tahun 1511 di bawah pimpinan Alfonso d’Albuquerque. Ia berhasil menguasai Malaka dan Myanmar. Selanjutnya Portugis menjalin hubungan dagang dengan Maluku. Pada tahun 1512, bangsa Portugis telah berhasil sampai di Maluku di bawah pimpinan Antonio de Abreu dan Fransisco Serao.
b. Ekspedisi Bangsa Inggris
Francis Drake dibantu oleh Thomas Cavendis berhasil tiba di Ternate pada tahun 1579. Di Ternate, mereka memborong rempah-rempah untuk dibawa ke Inggris. Rombongan Francis Drake ini berlayar menuju Inggris dengan membawa banyak rempah-rempah dan mendarat di Inggris pada tahun 1580. Rupanya, penjelajahan samudra yang dilakukan oleh bangsa Inggris ini membawa keuntungan melimpah. Selain mendapatkan rempah-rempah, penjelajahan bangsa Inggris ke Dunia Timur juga berhasil menanamkan pengaruhnya di wilayah Asia. Inggris juga ingin merebut wilayah Indonesia dari tangan Belanda dan Portugis.
Kedatangan Inggris pada awal abad XVII ditujukan untuk memperluas kekuasaan politik Inggris di wilayah Asia. Kedatangan Inggris ke Indonesia saat itu bertepatan dengan adanya kekacauan yang terjadi di Jayakarta (sekarang Jakarta). Penguasa Jayakarta yang menyadari kelicikan VOC mengizinkan Inggris membangun gudang kayu di dekat kantor dagang VOC . Keadaan ini menyebabkan VOC geram dan segera melancarkan serangan balasan ke pusat pemerintahan Jayakarta. Penguasa Jayakarta yang waktu itu Wijayakrama meminta bantuan kepada Inggris untuk menghadapi serangan VOC.
Pada tahun 1649 puncak perseteruan antara Jayakarta dengan VOC terjadi, sehingga meletuslah perang laut. Dalam perang laut itu, pasukan Jayakarta mendapatkan bantuan dari tentara Inggris. Armada pasukan Inggris terdiri dari 15 kapal laut di bawah pimpinan Sir Thomas Dale berhasil melakukan intervensi terhadap kapal-kapal laut VOC di wilayah perairan Jawa. Kemudian, pada tahun 1628, Inggris berhasil menjalin kerja sama dengan Banten. Kerja sama tersebut dibuktikan dengan memberi izin kepada Inggris untuk mendirikan pangkalan dagang utama Asia Tenggara di Banten. Pembanguan benteng Inggris ini bertujuan untuk menjamin perdagangan lada dan keamanan wilayah akibat blokadi VOC di Banten.
c. Kedatangan Bangsa Belanda di Jayakarta (Jakarta)
Seorang pelaut Belanda Cornelis de Houtman memimpin ekspedisi ke Indonesia. Pada tahun 1595, armada de Houtman mengarungi ujung selatan Afrika, selanjutnya terus menuju ke arah timur melewati Samudra Hindia. Pada tahun 1596, armada de Houtman tiba di Pelabuhan Banten melalui Selat Sunda. Untuk mencegah persaingan yang tidak sehat, pada tahun 1602 didirikan Vereenigde Oost Indische Compagnie (VOC/Perserikatan Maskapai Hindia Timur) yang merupakan merger (penggabungan) dari beberapa perusahaan dagang Belanda.
Gubernur Jenderal pertama VOC adalah Pieter Both. Ia mendirikan pusat perdagangan VOC di Ambon, Maluku. Namun kemudian, pusat dagang dipindahkan ke Jayakarta (Jakarta) karena VOC memandang bahwa Jawa lebih strategis sebagai lalu-lintas perdagangan. Selain itu, Belanda ingin menyingkirkan saingan mereka, yaitu Portugis di Malaka. Pangeran Jayawikarta (penguasa bagian wilayah Banten) memberi izin kepada VOC untuk mendirikan kantor dagang di Jayakarta. Selain memberikan izin kepada VOC, Pangeran Jayawikarta juga memberikan izin pendirian kantor dagang kepada EIC (Inggris). Kebijakan ini membuat Belanda merasa tidak menyukai Pangeran Jayakarta.
Gubernur Jendral VOC Jan Pieterszoon Coen membujuk penguasa Kerajaan Banten untuk memecat Pangeran Jayawikarta, sekaligus memohon agar izin kantor dagang Inggris EIC dicabut. Pada tanggal 31 Mei 1619, keinginan VOC dikabulkan raja Banten. Momentum inilah yang kemudian menjadi mata rantai kekuasaan VOC dan Belanda pada masa berikutnya. VOC menikmati keleluasaan dan kelonggaran yang diberikan penguasa Banten. Jayakarta oleh VOC diubah namanya menjadi Batavia. VOC mendirikan benteng sebagai tempat pertahanan, pusat kantor dagang, dan pemerintahan. Pengaruh ekonomi VOC semakin kuat dengan dimilikinya hak monopoli perdagangan. Masa inilah yang menjadi sandaran perluasan kekuasaan Belanda pada perjalanan sejarah selanjutnya.
Pada tahun (1521-1529) sekitar 8 tahun tersebut Bangsa Eropa berada di nusantara. Bangsa Spanyol masuk ke Filipina melalui Ferdinand Magellan. Bangsa Spanyol berhasil mencapai kepulauan Maluku pada tahun 1521 di bawah pimpinan kapten Sebastian del Cano. Setelah itu para pelaut pelaut Spanyol berlabuh ke Tidore. Kedatangan pelaut-pelaut tersebut di sambut baik oleh kesultanan Tidore. Sambutan tersebut tentu beralasan. Kesultanan Tidore yang terlibat persaingan ekonomi dalam perdagangan rempah-rempah sehingga kesultanan Tidore membutuhkan sekutu untuk mengimbangi Ternate yang sudah terlebih dahulu bersekutu dengan Bangsa Portugis.
Kedatangan bangsa Spanyol di Tidore membuat Portugis merasa terganggu. Karena hal tersebut berarti Spanyol akan terlibat juga dalam aktivitas perdagangan rempah rempah yang akan mengganggu hak monopolinya. Maka terjadilah konflik antar kedua negara tersebut. Negara Portugis menuduh Spanyol telah melanggar Perjanjian Tordesillas. Ini terjadi pada tahun 1494. Isi perjanjian tersebut tidak lepas dari campur tangan secara langsung Paus Aleander VI dan pada intinya membagi dunia di luar Eropa menjadi Duopoli ekslusif antara bangsa Spanyol dengan Portugis. Wilayah sebelah timur dimiliki oleh Portugis sedangkan wilayah sebelah barat dimiliki oleh Spanyol. Namun Spanyol bersikeras wilayah Maluku merupakan kekuasaannya.
Untuk menyelesaikan konflik tersebut Portugis melakukan perundingan di Saragosa, Spanyol pada tahun 1529. Hasil perundingan tersebut adalah Perjanjian Saragosa dan di tanda tangani pada tanggal 22 April tahun itu. Isi dari perjanjian tersebut adalah menetukan lebih tepat batas ke arah barat wilayah kekuasaan Spanyol dan batas ke arah timur merupakan wilayah bangsa Portugis. Tujuan dari penjanjian ini untuk memperjelas Perjanjian Tordesillas tahun 1494.
Sumber Refrensi
http://sejarahku45.blogspot.com/2016/04/kedatangan-bangsa-inggris-ke-indonesia.html
https://sites.google.com/view/ips8bab4/a-kedatangan-bangsa-bangsa-barat-ke-indonesia
Komentar
Posting Komentar